Wednesday 27 January 2016

Zigot dan Embrio

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada tumbuhan tingkat tinggi, kita paling akrab dengan embrio yang berkembang di dalam benih; embrio seperti biasanya muncul dari fusi gamet produk (zigot) berikut reproduksi seksual dan disebut embrio zigotik, meskipun benih ditanggung embrio juga dapat mengembangkan apomictically (yaitu, tanpa reproduksi seksual).Namun, tanaman yang unik dalam morfologi dan fungsional nonzygotic embrio yang benar juga bisa muncul dari sel yang berbeda secara luas dan jenis jaringan di sejumlah titik yang berbeda dari kedua fase gametophytic dan sporophytic dari siklus hidup. Zigot merupakan sel pertama dari generasi sporofit yang memiliki potensi maksimal untuk  melakukan pertumbuhan, karena dia mampu untuk tumbuh menjadi organisme baru yang utuh.
Telur yang sudah mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot ini akan  berkembang menjadi embrio yang berpotensi untuk membentuk tumbuhan lengkap.Pembentukan zigot melalui suatu perioda  dormansi  yang bervariasi  antara  beberapa   spesies.  Umumnya  perioda  ini  lebih  pendek  jika  endospermnya  seluler dari pada  yang nuklear.  Selama  perioda  dormansi  ini  terjadi  perubahan  yang  jelas. Segera  setelah singami, vakuola  yang  besar  pada zigot  mulai  mengecil,  hal ini menyebabkan ukuran  sel juga tereduksi. Ukuran  zigot berkurang  menjadi  setengah  dari  asalnya  selama  hampir  24  jam  setelah polinasi. Penurunan ukuran sel menyebabkan akumulasi sitoplasma pada ujung  kalaza dimana  pembelahan pertama zigot terjadi . Respon yang  lain  pada  singami  adalah  meningkatnmya   jumlah   diktiosom   yang berhubungan  dengan  sintesis dinding  sekeliling  zigot. Agregat ribosom akan membentuk polisom, menunjukkan awal aktivitas metabolisme. Zigot dengan polarisasi  yang  jelas  siap  untuk  membelah membentuk  embrio. Inti  yang dikelingi  sejumlah  besar  plastida  dan  mitokondria  berada  pada  ujung kalaza  sel (kutub pikal). Embriogenesis  pada  Dikotil   (Capsella bursa pastoris).  Telur  yang sudah difertilisasi  disebut  zigot .  Zigot  membelah  asimetris   membentuk  sel. Terminal (apikal) yang kecil dan sel basal lebih  besar. Sel  terminal Selanjutnya berkembang menjadi embrio, sedangkan sel basal selanjutnya membelah melintang  membentuk suspensor. Sel terminal membelah memanjang membentuk  proembrio tetrad. Embriogenesis  pada  monokotil  (Najas) Perkembangan  embrio  pada  monokotil  yang  lengkap dapat  dilihat pada Najas.
Zigot  membelahan  melintang  yang  asimetris  membentuk   sel  apikal  yang kecil dan sel. Basal yang besar. Sel basal membesar tanpa  membelah membentuk haustorium  sel  tunggal. Seluruh  embrio  berasal  dari  sel apikal.

PEMBHASAN
A.Pengertian Embrio
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Tahap awal perkembangan manusia dan hewan diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi tahap yaitu :
1.Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Pada fase ini embrio tidak mengembang. Pembelahan hanya membagi sitoplasma satu sel besar yaitu zigot yang menjadi banyak sel yanglebih kecil yang disebut sebagai biastomer’ masing-masing dengan nukleusnya sendiri. Dengan demikian’ daerah sitoplasma yang berbeda yang ada pada sel telur yang belum membelah akan berakhir menjadiblastomer yang terpisah. Dan karena daerah itu bisa mengandung komponen sitoplasmik yang berbeda, partisi atau pembagian itu mempersiapkan peristiwa perkembanganberikutnya.
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Dalam morulla terbentuk suatu rongga yang dipenuhi cairan atau blastosel dan menghasilkan tahapan perkembangan bola yang berlubang atau blustula.
b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Ketiga lapisan yang dihasilkan gratulasi adalah jaringan embrio yang disebut Ektoderm; membentuk lapisan luar grastula akan membentuk sistem syaraf dan lapisan bagian luar (epideemis) kulit kita, Endoderm; melpapisi saluran pencernaan embrio akan membentuk lapisan saluran pencernaan seperti hati dan pankreas, dan Mesoderm; mengisi sebgian ruangan di antara ektoderm dan endosderm akan membemtuk sebagian besar organ dan jaringan lain seperti ginjal, jantung, otot dan lapisan dalam kulit (dermis). Ketiga lapisan ini secara kolektif juga disebut lapisan germinal embrio.
Pembentukan Embrio
Istilah "embrio" hanya digunakan untuk merujuk kepada "eukariota" atau organisme multisel. Biasanya, ilmuan menggunakan istilah khusus untuk menyebut eukariota diploid, yang memiliki satu set lengkap dengan struktur genetik yang berasal dari dua donor atau induk. Struktur genetik ini diambil dari sel sperma haploid dan sel telur; sel haploid hanya berisi setengah set kromosom, yang berarti bahwa sel tidak dapat berkembang menjadi individu baru kecuali jika dikombinasikan dengan setengah set kromosom dari sel induk lainnya.
Pembentukan embrio dimulai pada saat pembuahan. Ketika telur dan sperma bertemu, mereka membentuk "zigot". Zigot merupakan sel diploid tunggal, yang terbentuk dari penggabungan dua sel haploid. Setelah pembuahan, zigot mulai membelah dan berkembang, membentuk sel-sel dasar untuk menjadi organisme dewasa yang pada akhirnya akan lahir, menetas, atau tumbuh. Ketika pembelahan sel ini dimulai, zigot berubah menjadi embrio.
•Embrio pada Manusia
Status embrio pada manusia agak rumit. Pada saat pembuahan, sel telur manusia dan sel sperma menjadi zigot, yang mulai membelah dan tumbuh menjadi embrio. Ada banyak perdebatan mengenai definisi embrio manusia dalam hal "hidup". Perdebatan ini menyebabkan perbedaan pendapat di berbagai belahan dunia, terutama ketika berbicara tentang aborsi. Sebagai embrio manusia dewasa, daging calon bakal bayi tersebut mulai berubah menjadi bentuk yang sudah mirip dengan bentuk manusia, atau lebih dikenal dengan istilah janin.
•Embrio pada Hewan
Embrio pada hewan tidak bisa bertahan hidup mandiri karena mereka tidak memiliki jaringan, struktur tubuh, dan organ yang dibutuhkan untuk melakukannya. Induk dari embrio harus memberi makan hingga mencapai viabilitas. Pada mamalia, hal ini dilakukan dengan menginkubasi embrio di dalam tubuh dan memberinya gizi dengan nutrisi yang didapatkan dari induknya. Hewan petelur memberi makanan embrio anaknya dengan makanan kaya nutrisi yang terbungkus dalam cangkang keras. Cangkang tersebut akan melindungi embrio sampai anaknya siap untuk dilahirkan. Cangkang dan makan ini kita ketahui dengan istilah telur.
•Embrio pada Tanaman
Perkembngan embrio pada tanaman tergantung pada cara tanaman tersebut berkembang biak. Tanaman yang memanfaatkan biji sebagai cara berkembang biaknya, maka biji tersebut nantinya yang akan berubah menjadi daun, akar, dan batang, yang membentuk embrio dari tanaman ini. Spesies tanaman lainnya menghasilkan embrio sebagai tanaman kecil yang tumbuh di sepanjang bagian tubuh yang lebih besar sebelum memisahkan off sendiri untuk terus tumbuh, atau lebih kita kenal sebagai tunas.
B.Zigot 
Zigot adalah sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel kelamin (sel ovum dan sel sperma) yang telah masak.Zigot adalah proses perkembangbiakan sebelum janin atau calon janin/embrio pada rahim perempuan. Lama kelamaan, Zigot ini akan berkembang menjadi janin dan embrio yang lalu akan dilahirkan menjadi bayi.
Pembentukan dan Fungsi suatu Zigot
Agar organisme baru untuk membentuk proses pembuahan harus terjadi. Ini berarti bahwa sperma dan sel telur harus bersatu. Sebuah sel sperma membawa setengah dari informasi genetik dari organisme ayah. Untuk alasan ini sel sperma dianggap haploid. Sel telur yang haploid juga karena membawa setengah dari informasi genetik dari organisme ibu. Ketika dua bagian menggabungkan mereka memberikan zigot satu set lengkap kromosom dan materi genetik lainnya dari organisme induk. Setelah zigot berisi satu set lengkap informasi genetik itu dianggap diploid.
Proses pembentukan biasanya terjadi selama reproduksi seksual. Sebuah hasil zigot ketika satu sel sperma mampu menembus sel telur. Selama masa ini biasanya ada ribuan sperma bersaing untuk masuk ke dalam telur sendirian. Setelah satu sperma menembus selubung telur, perubahan kimia di lapisan luar mencegah setiap sperma lain dari menerobos. Sperma yang masuk kemudian kehilangan ekornya, membengkak untuk membentuk inti, dan menyatukan dengan inti yang sama yang dibentuk oleh sel telur. Setelah inti sperma telah bersatu dengan inti sel telur, mereka menggabungkan informasi genetik mereka, memberikan zigot sel tunggal baru satu set lengkap kromosom.
Setelah beberapa jam zigot memulai proses pembagian internal. Ini awalnya terbagi menjadi dua sel, lalu empat sel, delapan sel, 16 sel, dan seterusnya. Ini adalah pembagian sel yang berkesinambungan yang memungkinkan sel zigot dipilih untuk membentuk individu yang multiseluler. Proses pembelahan sel dalam zigot ini disebut segmentasi. Ini mengubah zigot menjadi cluster jauh lebih besar dari sel yang disebut morula. Morula ini kemudian perlahan-lahan bergerak ke bawah tuba falopi menuju rahim. Hal ini biasanya memakan tiga hari morula tiba di rahim. Pada saat itu sampai ke rahim itu adalah bola berongga dari sel yang disebut blastokista. Ini bola sel kemudian ditanamkan pada lapisan rahim di mana ia dapat mulai tumbuh menjadi individu baru.
Tahap-Tahap pembelahan zigot
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses fertilisasi. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
C.Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
•Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
•Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
•Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
•Morfogenesis merupakan proses perubahan bentuk dan jenis jaringan menjadi berbagai macam bentuk dan jenis jaringan lain
•diferensiasi dan spesialisasi adalah proses perubahan dan pendewasaan jaringan embrional menjadi beragam jenis jaringan lain dengan fungsi yang berbeda. Kelak lapisan ektoderm akan membentuk epidermis, saraf, dan indera. Lapisan mesoderm akan membentuk dermis, sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem respirasi, dan sistem reproduksi. Sedangkan lapisan endoderm akan membentuk sistem pencernaan.
•imbas embrionik adalah suatu gejala dimana proses diferensiasi dan spesialisasi yang dialami oleh suatu jaringan menyebabkan terjadinya pengaruh (imbas) terhadap jaringan lain, sehingga ikut mengalami proses yang sama
•Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan. Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks. Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya.
Pada hewan vivipar proses pertumbuhan zigot menjadi embrio akhirnya berkembang menjadi janin, dan berlangsung di dalam rahim (uterus) induk betina. Selama masa pertumbuhan janin tersebut disebut dengan masa gestasi (masa kehamilan). Pada manusia masa kehamilan sekitar 9 bulan. Jika usia kandungan sudah cukup maka janin akan dikeluarkan dari dalam uterus. Proses inilah yang disebut dengan kelahiran.

PENUTUP
A.Kesimpulan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi ( berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif. perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangbiakan secara generatif melibatkan individu jantan dan individu betina. Individu jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan individu betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur ( ovum). Sel sperma dan ovum dibentuk di dalam alat kelamin (gonad),
B.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Demikian penulis mengucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
http://adamakalahlengkap.blogspot.co.id/2016/01/zigot-dan-embrio.html
Price,Sylvia A.2006.Patofisiologi edisi 6.jakarta:EGC
Raharjo,sentot budi. Biologi SMA XI.2006.jakarata:Erlangga
Yatim, Wildan. 1982. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito : Bandung.
Soehadji. 1995. Pengembangan Bioteknologi peternakan. Keterkaitan penelitian, pengkkajian dan Aplikasi. Lokakarya Nasional I Bioteknologi Peternakan. Kerjasama Kantor menristek dengan Departemen pertanian. Bogor.
Supriatna, I. 1993. Metode-metode dasar pembekuan embrio mamalia. Mata kulia Inti Dalam Pelatihan Tugas teknisi. Dr. Bina  prod. Peternakan. Balai pembibitan Ternak dan hijaun makanan, purwokerto.
Supriatna, I dan F.H. Pasarribu. 1992. In Vitro Fertilisasi, Transfer Embrio dan Pembekuan Embrio. Depdikbud, DIKTI dan PAU IPB Bogor.
Toelihere, M.R. 1981. Fisiologis Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.

No comments:

Post a Comment